Posted by : Anime Freak
Saturday, August 31, 2019
Black Light - Eps. 1
Encounter
Teng Teng Teng Teng....
"Bersiap" Seru ketua kelas "beri salam" Lanjutnya.
"Selamat siang pak" Ucap anak-anak serentak.
"Selamat siang" Jawab pak guru.
Dalam perjalanan pulang, Ake melihat Rue duduk di dahan sebuah pohon. "Hey Jenn bukankah itu Rue?" Tanya Ake pada Jennian memastikan apa yang dia lihat.
"Kurasa itu memang dia, tapi apa yang dipikirkannya duduk diatas pohon seperti itu?" Jawab Jenn agak bingung.
"Yuk kesana Jenn..." Ajak Ake mendekati Rue, Jenn ogah-ogahan tapi ikut juga.
"Hey kau, apa yang kau lakukan di atas sana?" Jenn menegur Rue. "Apa kau sedang berimajinasi kau itu seekor tupai?" Lanjut Jenn.
"Jenn...jangan seperti itu..." Ake menyela Jenn. "Maaf Rue, Jenn tidak bermaksud mengataimu, kau taulah cara bicara Jenn seperti itu..." Ake mencoba menjelaskan.
"Pergilah...aku tidak tertarik omong kosong." Kata Rue.
"Dasar tidak sopan, Ake ayo pergi dari sini" Jenn kesal.
"Rue, kalau kau mempunyai kesulitan dalam pelajaran, kau bisa membicarakannya denganku, aku akan coba bantu semampuku" kata Ake.
Rue sama sekali tak menghiraukan kedua teman sekelasnya itu, dia hanya memandang langit.
"Apa-apaan orang itu, dari dulu aku sudah tidak suka padanya, sekarang dengan sikapnya yang seperti itu, aku makin tidak menyukainya..." Jenn ngomel.
"Sudahlah Jenn, kurasa dia sedang ingin sendiri, kita harus hargai privasinya" Ake mencoba redam hati sahabatnya yang mudah sekali kesal itu.
"Kau juga, aku tak habis pikir kenapa kau peduli dengannya?" Jenn masih meluapkan kekesalannya, kali ini Ake kena omelannya juga. "Jangan bilang kau naksir orang semacam itu." Jenn mengernyit.
"Apa yang kau katakan Jenn, aku cuma penasaran dia sering bolos" jawab Ake. "Lagipula sebagai ketua kelas paling tidak aku harus mencoba mengingatkannya"
"Bukannya kau lihat sendiri, orang seperti dia tidak memerlukan orang lain, dia hidup di dunianya sendiri." Jelas Jenn.
Sementara itu di tempat lain, dunia yang senyap dan hampa. Terdapat ruangan gelap tanpa sudut, tempat yang cukup sunyi dan hanya terdapat sebuah kursi megah di ruangan sebesar itu.
Dari kejauhan nampak siluet seseorang sedang duduk diatas kursi itu, saat kabut hitam tiba-tiba memenuhi ruang hampa itu, sehingga membuat ruangan gelap itu semakin mencekam. "Tidak bisakah kau muncul tanpa asap-asap kotormu itu Cassius?" Seru seseorang yang duduk diatas kursi kebesarannya itu. Tentu dengan mudahnya sosok itu menyadari kedatangan Cassius. "Singkirkan asap kotormu, aku sedang merokok". Lanjutnya.
"Maaf tuan, saya belum menguasai weaps dengan baik seperti anda" weaps adalah kekuatan bawaan yang dimiliki para dewa dan mahluk-mahluk yang terlahir dari Chaos. Weaps tidak begitu saja dapat dikuasai, seperti skill pada manusia weaps juga harus diasah.
"Jadi, ada perlu apa?" Sosok pucat itu bertanya kemudian lenyap dari singgasananya dan dengan tiba-tiba muncul dibelakang Cassius membisikan namanya "Cassiuuuuuuussss..."
Cassius tersentak "Tuan, anda mengagetkan saya".
"Hahahahahaha, kau lucu sekali...jangan terlalu kaku Cassius, nikmatilah hidup abadimu" Kata sosok pucat dengan mata merah itu. "Jadi, hal apa yang akan kudengar?" Lanjut sosok pucat itu yang tiba-tiba sudah duduk kembali di singgasananya sambil menghembuskan asap rokoknya.
"Errias dan Lusseus mereka makin menggila, tuan..." Kata Cassius "mereka membuat jumlah populasi manusia berkembang pesat" lanjut Cassius.
"Dua bersaudara dengan wajah cantiknya itu memang ahli dalam membuat kekacauan dengan dalih kesucian cinta, dan Gaia yang lemah itu dengan bodohnya percaya dengan alasan menjijikan seperti itu" Sosok pucat itu mengepalkan tangannya geram.
"Cassius, kau ingat beberapa bulan lalu aku memintamu mencari manusia dengan aura gelap darah?" Tanya sosok pucat itu mengingatkan.
"Ya, tuan." Jawab Cassius
"Kau mendapatkannya ?" Tanyanya lagi.
"Populasi manusia dengan aura gelap darah semakin berkurang dan mereka bersembunyi dari manusia lainnya, mereka hidup terpisah dan berpencar, tapi saya menemukan salah satu dari mereka yang memiliki aura gelap darah" Jawab Cassius.
"Antarkan aku menemukan manusia itu Cassius fu fu fufu fu...mari kita turun ke dunia manusia...aku ingin sedikit bermain-main fufufufufu...." Sosok pucat itu tertawa kecil dibalik jubah hitamnya.
Mereka berduapun tiba-tiba menghilang dari ruang hampa itu dan........
GEDUBRAK !!!
"Ouch !" Rue mengelus kepalanya yang menghantam tanah. Dia menoleh ke kanan kiri, sepi. Tak ada siapapun disana, tapi dia merasa baru saja ada yang menimpanya. Rue mendongak ke atas dari arah dia jatuh. Tak ada siapapun. Rue berpikir sebaiknya dia pulang, tempat itu sudah tidak nyaman untuk dijadikannya tempat menyendiri.
Dalam perjalanan pulang, Rue merasa ada yang mengikuti setiap langkah kakinya. "Fiuhhh" Rue menghembuskan nafasnya merasa lega sudah di depan pintu rumahnya, dia masuk dengan cepat dan mengunci pintunya dari dalam.
Rue naik ke kamarnya di lantai dua, sesampainya di kamar dia menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur..."AAARRGGHP.."
"AAARRGGHP..." Rue mendadak terdiam dengan mata terbelalak saat teriakannya dihentikan secara paksa oleh kaki besar sosok pucat berjubah hitam.
"Tenangkan dirimu manusia, saat ini aku sedang tidak ingin membunuhmu...khu khu khu khu khu..." Sosok pucat itu mencoba menenangkan Rue.
Perlahan-lahan Rue menguasai dirinya, dia menunjuk kaki mahluk besar yang berada dimulutnya itu, karena sekuat apapun Rue meronta dan mencoba mengangkat kaki itu dari mulutnya sama sekali tidak membuat kaki itu bergeming. Sosok pucat itu menyadari isyarat dari Rue.
Setelah mengatur nafas dan mencoba menenangkan diri dari rasa gugupnya Rue bertanya..."Jadi, kau ini mahluk apa?" Tanya Rue "..dan apa yang kau mau dariku?" Imbuhnya.
"Mwahahahahahahahaha...kau benar-benar diluar dugaan, manusia..." Sosok pucat itu melepas tawanya yang menggema di dalam ruangan sempit tempat Rue tidur. "...dengan cepat kau menguasai rasa gugupmu". Kata mahluk itu.
Rue hanya diam menunggu jawaban, dan Rue terus memandangi mahluk asing yang berdiri di depannya.
"Baiklah manusia, kuperkenalkan diriku...aku adalah Grim reaper atau Shinigami, aku dan kaumkulah yang bertanggung jawab atas kematian mahluk-mahluk seperti kalian para manusia" Jawab sosok pucat itu. "...dan kau boleh memanggilku Lyl. Mwehehehe..." Senyumnya terlihat mengerikan dengan wajah pucatnya itu.
Rue berpikir sejenak, "Oh, shinigami ya..." dan tersenyum penuh arti.
"Aku mengikutimu karena kau memiliki hawa gelap yang sangat pekat, aku sangat tertarik dengan aura yang kau miliki" Lanjut Lyl menjelaskan.
"Apa maksudmu hawa gelap?" Tanya Rue.
"Hawa gelap pekat biasanya hanya kami para shinigami yang memilikinya, tapi kau seorang manusia. Itu membuatku tertarik denganmu" kata Lyl.
"Jadi, apa yang kau mau dengan hawa gelap yang kumiliki?" Tanya Rue "kau mau menghisap aura yang kumiliki?" Lanjutnya. "Lakukanlah dengan lembut, dan jangan taruh kaki busukmu di mulutku !"
"Lancang...!! Dasar manusia rendah..." Tiba-tiba muncul suara lain diruangan itu.
"Cassius, tenangkan dirimu..." Lyl mencoba menenangkan Cassius. Rue masih bingung dengan apa yang terjadi, terlalu banyak hal yang tidak masuk akal didepan matanya. "Hey manusia, seperti yang kukatakan sebelumnya, aku tidak ingin membunuhmu, justru sebaliknya..." Lyl mendekatkan wajahnya ke arah Rue. "...aku akan memberikan kekuatan Shinigami kepadamu." Lyl tersenyum, senyum yang sangat mengerikan.
"Apa yang harus kutukar sebagai imbalannya?" Tanya Rue.
"Aku tidak memerlukan imbalan apapun, aku cuma ingin kau merasakan menjadi Grim reaper, Shinigami, dewa kematian untuk kaummu" jawab Lyl penuh penekanan.
"Kemudian tentang suara tadi, yang kau panggil Cassius...siapa dia?" Rue penasaran dengan suara tanpa wujud itu.
"Hahahahahahaha..dia adalah Nightmare sahabatku yang kaku" Jawab Lyl.
"Hmm..." Rue sedikit bingung, dia terdiam.
Lyl menjentikkan jarinya dan dalam hitungan detik samar-samar kamar Rue terselimuti kabut tipis, membuat pandangan Rue perlahan memudar...
Rue nampak lelah dari raut wajahnya menunjukan rasa penatnya. Terlalu banyak hal yang terjadi dalam sekejap, hal-hal yang sulit diterima akal sehat. Bertumpuk-tumpuk pertanyaan berputar dalam kepala Rue, tapi dia memutuskan untuk menunda pertanyaan-pertanyaan itu. Untuk sekarang ini dia ingin tidur dan berharap semua yang baru saja dia alami hanya mimpi.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Rue terbangun dari tidurnya dengan keringat dingin yang mengucur, hembusan napasnya saling berkejaran. Sepertinya Rue tidak mengalami mimpi indah.
"Yo, manusia..." Sapa seorang bocah bermata merah dengan muka pucatnya. "Selamat pagi" lanjut bocah yang seumuran dengan Rue itu.
"Siapa kau?! dan apa yang kau lakukan dikamarku?!" Rue menatap tajam ke arah bocah itu.
"Wowowooo, ternyata daya ingatmu sangat buruk, manusia..." Bocah itu loncat dari tempat dia duduk berjalan ke arah Rue dan dalam sekejap dia menampakan sosok aslinya. "..ini aku, Shinigami Lyl... Mwehehehehehe.."
"Oh kau, kurasa tubuhmu yang tadi tidak begitu buruk" Rue menyarankan Lyl kembali ke wujud manusia. "..dan bukan cuma shinigami yang memiliki nama, jadi berhentilah memanggilku manusia...panggil dengan namaku" imbuh Rue
"Jadi aku harus memanggilmu apa, manusia?" Tanya Lyl.
"Jangan membuatku tertawa, bukannya kau shinigami?" Rue tersenyum sinis.
"Hahahahahahaha, kau benar-benar manusia yang menarik Rue Caist de Grimpson" Lyl tertawa keras.
"Tak perlu kau sebut nama lengkapku, cukup Rue saja..." Rue turun dari tempat tidurnya.
=========================oo0oo========================
Di sebuah ruangan, dua sejoli bergumul dengan nafsu, bibit-bibit nafsu yang ditebar Lusseus di dunia sepertinya tertancap pada dua sejoli tersebut, bibit nafsu yang merasuk pada jiwa manusia itu tumbuh dengan cepatnya menghangatkan pergulatan dua sejoli tersebut. Hingga akhirnya bibit itu memudar setelah pergumulan selesai. "Sayang akankah kau mencintaiku, selamanya?" Tanya perempuan yang dalam dekapan orang yang dicintainya.
"Jangan berpikir bodoh, hanya karena kita melakukan hal konyol ini" jawab orang yang ditanya.
"Jadi, kau tidak mencintaiku, sayang? Kau hanya mau meniduriku?" Wanita itu menangis.
"Hey, aku tidak akan menidurimu, jika aku tidak menginginkanmu..." Laki-laki itu mencium rambut wanita yang dipeluknya. "..jadi hentikanlah suara pilu yang menyayat hatiku, sayang" dia kembali menciumi wanitanya, hingga membuat wanita itu kembali bergairah, "sayang, bolehkah kugigit lehermu?" Tanya laki-laki itu.
"Kau sangat nakal..." Jawab perempuan itu.
"Sayang, aku serius ingin menggigit lehermu" Laki-laki itu kembali mengulangi permintaannya.
"Lakukanlah sebanyak yang kau mau sayang..." Dengan wajah merona merah wanita itu memasrahkan dirinya.
Craaaaaaaaaassss!!!
Laki laki itu benar-benar menggigit pasangannya dan menghisap darah wanita yang baru saja ditidurinya. Hingga kering.
"Merepotkan..." Laki-laki itu mengelap bekas darah yang menempel dibibirnya.
Tok tok tok !! "Tuan Jenn, nona Ake menunggu tuan di depan"
Jenn bangkit dari tempat tidurnya, membuka pintunya dan berbisik ke pelayannya "kau bereskan sampah yang ada di tempat tidurku, Bellim"
"Ya, tuan" jawab Bellim.
Dalam sekejap Jennian sudah dalam keadaan siap dengan seragam sekolahnya. "Pagi Ake, yuk berangkat" dia menyapa Ake dengan senyum cerianya.
"yuk Jenn" Ake menyambut.
Sesampainya di depan gerbang sekolah, Ake dan Jenn berpapasan dengan Rue. "Pagi Rue..." Sapa Ake, dan Rue hanya melintas begitu saja tanpa memandang atau menjawab sapaan Ake.
"Bocah itu...Grrrrrrh..." Jenn sangat geram dan mencoba mengejar langkah Rue.
Namun Ake menarik kerah lengan baju Jenn. "Biarkan saja Jenn..." Ake menahan Jenn.
"Lain kali aku tidak akan menurutimu lagi Ake, jika hal yang membuatku kesal itu adalah bocah sial itu!" Jenn sangat kesal.
Teng Nong Teng Nong Nooong ng..
"Selamat pagi anak-anak," sapa Clarey Hassel, wali kelas 2-F pada para muridnya.
"Selamat pagi, pak." sahut mereka.
"Okay, sebelum pelajaran kita mulai, saya mau memberitahu kalian, bahwa hari ini di kelas kita ada murid pindahan," kata pak Clarey. "...kau, masuklah..." Lanjut pak Clarey memanggil murid pindahan itu.
Kelas menjadi riuh oleh bisik-bisik anak perempuan yang terpesona ketampanan murid baru itu.
"Anak muda, perkenalkan dirimu..." kata pak Clarey ke murid barunya itu. Anak pindahan itu mengangguk dengan sopan.
Rue tercengang kaget melihat shinigami berada di kelasnya.
"Perkenalkan nama saya Shin Lyl, kalian bisa memanggilku Lyl. Saya dari Maravillia, mohon bantuannya untuk beberapa semester kedepan." Lyl memperkenalkan dirinya.
"Duduklah di bangku belakang dekat Rue." kata pak Clarey menunjuk ke arah Rue.
"Baik pak." Jawab Lyl.
Dia berjalan ke bangku yang ditunjuk pak Clarey.
"Yo...kawan, kita bertemu lagi..." Sapa Lyl dengan senyum khasnya.
"Tcih..." Rue nampak tidak senang dengan kehadiran Lyl disebelahnya.
- Back to Home>
- Black Light >
- B.L EPS 1
{ 0 comments... read them below or Comment }