Black Light - Eps. 6
"Wow! Rumahmu besar sekali, sayang" Perempuan berambut pendek sebahu yang mengenakan tas berwarna merah selaras dengan warna sepatu yang di kenakannya itu nampak takjub dengan rumah Jenn.
"Pasti Papa Mama kamu orang hebat, ya?" Sambil berjalan mengikuti langkah Jenn, perempuan itu terus membicarakan banyak hal yang sama sekali tidak terlalu di respon oleh Jenn.
Setelah sampai di kamar tidur Jenn, perempuan itu meminta ijin untuk mandi. Jenn melepas sweater dan baju seragam dibaliknya. Ia merebahkan diri di tempat tidurnya, menunggu perempuan itu menyelesaikan membersihkan diri.
"Makanan yang higienis adalah makanan yang bersih" Gumam Jenn pelan.
=========================oo0oo========================
"Hey, Shinigami..."
Lyl yang sedang bersantai di tempat tidur, menatap ke arah Rue duduk.
"Bagaimana caranya aku mengembangkan kekuatan yang kau tanam padaku?" Tanya Rue serius.
"Pfft..." Lyl mencoba menahan tawanya, tapi dari raut mukanya nampak sekali ekspresi mengoloknya.
Rue sangat kesal melihat mahluk dunia lain dalam bentuk manusia di tempat tidurnya itu. "Shinigami sialan, bicara denganmu tidak pernah ada gunanya.."
"Semua itu tergantung seberapa kuat pikiranmu"
"Jadi maksudmu, kekuatanku berasal dari apa yang kupikirkan?"
"Terserah bagaimana kau mengartikannya, kekuatan manusia yang sesungguhnya itu berasal dari apa yang manusia itu pikirkan. Aku hanya menanam benih weaps yang dimiliki dewa untuk mempercepat dan memperkuatnya saja" Lyl menjelaskan sifat kekuatan yang ada pada manusia.
"Aku masih belum terlalu mengerti, tapi aku sedikit paham maksudmu..."
"Terkadang ada sebagian manusia yang mengembangkan kekuatan pikirannya tanpa bantuan dari dewa, tapi hanya sedikit yang berhasil mencapainya..."
Rue tampak berpikir.
"Aku mau keluar, jangan ikuti aku!"
"Hahahahahahahaha... kau terlalu percaya diri manusia"
Rue berpaling meninggalkan Lyl dikamarnya, entah mau pergi kemana dia malam ini.
"Cassius..."
SSSSHHHHHH... Sekelebat kabut perlahan muncul "Saya tuan..." Jawab Cassius.
"Kau lihat bocah sombong itu? Kurasa dia akan lebih kuat darimu, fufufufu..." Lyl tampak senang, sementara Cassius tidak mengerti tujuan dari shinigami di depannya itu.
"Apakah anak manusia itu sekuat yang tuan bayangkan?"
"Mungkin saja"
"Saya harap anak itu tidak membuat masalah untuk kita kedepannya tuan..."
"Jika memang hal itu terjadi, maka itu semua sudah menjadi tanggung jawab takdir..."
"Ah! Tuan..." Cassius agak tersentak dengan kata-kata Lyl.
"Bahkan keberadaan kita tak ubahnya para manusia, kitapun sudah terikat oleh takdir, dan aku hanya ingin melakukan hal yang sama seperti apa yang takdir lakukan..."
"Saya tidak mengerti tuan"
"Kau selalu saja tidak pernah mengerti Cassius..." Lyl mengeluarkan rokok dari sakunya "...ketika semua mahluk terlahir dari Chaos saat itu juga Aerch menciptakan takdir untuk kita semua termasuk manusia. Semuanya sudah di tentukan oleh Aerch. Meskipun aku bertindak semauku, kau yang selalu ragu dan takut, Lucifer dan kaumnya yang memberontak atau Gaia, Errias, Lusseus dan para dewa lain yang taat akan aturan. Semuanya sudah dikendalikan oleh takdir."
Lyl membakar rokoknya.
"Kau, aku dan semua mahluk di alam semesta ini, apapun yang kulakukan, apapun yang kau takutkan, apapun yang akan terjadi semuanya sudah menjadi tanggung jawab takdir, bahkan jika terjadi sesuatu atau tidak terjadi apapun pada Treseiront, semua itu memang sudah seharusnya."
"Saya benar-benar tidak paham yang tuanku katakan..."
"Hahahahahahahahaha... Aku lupa, otakmu berupa asap"
Cassius makin bingung.
"Bagaimana dengan anak manusia itu tuan?"
Hahahahahahahahahahahahahahaha... Lyl tertawa lebih keras membuat Cassius mungkin akan menggaruk kepalanya jika ia adalah seorang manusia.
"Terkadang, aku merasa akulah yang bodoh ketika berbicara denganmu, hahahahahahahaha..." Lyl menertawakan kebodohannya setiap kali menyadari, berbicara serius dengan Cassius adalah hal sia-sia karena Cassius susah menangkap apa yang dia katakan.
"Tuan..."
"Biarkan saja bocah itu, seperti yang kau tau aku hanya ingin mencegah dua bersaudara (Lusseus dan Errias) dengan wajah cantiknya itu berlebihan mengembang-biakkan populasi manusia"
"Tapi bagaimana jika bocah itu..."
"Biarkan saja" Lyl memotong perkataan Cassius. "Seperti yang ku katakann tadi, jika terjadi sesuatu atau tidak pada Treseiront itu memang sudah seharusnya"
Cassius diam. Dia jelas masih tidak paham dan tidak mengerti tindakan Shinigami yang ada di depannya.
"Aaah...Rokok di dunia manusia tidak enak.." Lyl menghembuskan asap rokok dan membuang puntungnya begitu saja.
Dari atap sebuah gedung sesosok bayangan hitam tampak terduduk menatap lalu lalang kendaraan dibawahnya.
"Bagaimana kalau aku mencoba 'panen'?" Sosok hitam itu bergumam.
'Tak ada salahnya dicoba' Pikirnya.
Sosok hitam itu melompat dari atas gedung, melesat dengan cepat ke arah jalanan yang penuh lalu lalang. Sosok hitam itu membayangkan sabit besar di tangannya, sesaat setelah sabit itu muncul dalam genggamannya dia mengarahkan ke salah satu mobil mewah yang sedang melaju tepat di hadapannya.
Syaaaaaaaaaaaaaat!!!
Seketika mobil itu oleng dan menabrak kendaraan di depannya. Tak cukup sampai disitu, sosok hitam itu masih lanjut mengayunkan sabit besarnya ke arah mobil-mobil lain di sekitarnya.
Tak dapat dihindari, kecelakaan beruntun pun terjadi di wilayah tersebut. Sosok hitam itu tersenyum, dengan senyum yang sangat mengerikan.
Gesekan dan benturan yang dihasilkan beberapa kendaraan tersebut membuat beberapa mobil terbakar. Bersamaan dengan meluapnya asap dari kecelakaan itu, kristal-kristal jiwa dari korban meninggal melayang bagai kunang-kunang.
Sosok hitam yang tak dapat dilihat mata telanjang itu benar-benar berhasil memanen kristal jiwa, seolah menyatu dengan asap dan udara dia memetik kristal-kristal jiwa bagaikan memetik anggur.
"Huahahahahahahahhahahahahahahahahahahaha...ternyata ini sangat menyenangkan, Aku benar-benar menikmatinya" Meskipun tawanya menggema dengan keras, namun manusia biasa tak dapat mendengar ataupun melihatnya. Rue benar-benar sudah menjadi sang pencabut nyawa!
HUAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHA
=========================oo0oo========================
"Bellim...makananmu sudah siap, kau ambil saja di kamarku" Jenn menyenderkan punggungnya di sofa ruang keluarga. "..jangan lupa bereskan setelahnya"
Itadakimasu!
"Wow! Rumahmu besar sekali, sayang" Perempuan berambut pendek sebahu yang mengenakan tas berwarna merah selaras dengan warna sepatu yang di kenakannya itu nampak takjub dengan rumah Jenn.
"Pasti Papa Mama kamu orang hebat, ya?" Sambil berjalan mengikuti langkah Jenn, perempuan itu terus membicarakan banyak hal yang sama sekali tidak terlalu di respon oleh Jenn.
Setelah sampai di kamar tidur Jenn, perempuan itu meminta ijin untuk mandi. Jenn melepas sweater dan baju seragam dibaliknya. Ia merebahkan diri di tempat tidurnya, menunggu perempuan itu menyelesaikan membersihkan diri.
"Makanan yang higienis adalah makanan yang bersih" Gumam Jenn pelan.
=========================oo0oo========================
"Hey, Shinigami..."
Lyl yang sedang bersantai di tempat tidur, menatap ke arah Rue duduk.
"Bagaimana caranya aku mengembangkan kekuatan yang kau tanam padaku?" Tanya Rue serius.
"Pfft..." Lyl mencoba menahan tawanya, tapi dari raut mukanya nampak sekali ekspresi mengoloknya.
Rue sangat kesal melihat mahluk dunia lain dalam bentuk manusia di tempat tidurnya itu. "Shinigami sialan, bicara denganmu tidak pernah ada gunanya.."
"Semua itu tergantung seberapa kuat pikiranmu"
"Jadi maksudmu, kekuatanku berasal dari apa yang kupikirkan?"
"Terserah bagaimana kau mengartikannya, kekuatan manusia yang sesungguhnya itu berasal dari apa yang manusia itu pikirkan. Aku hanya menanam benih weaps yang dimiliki dewa untuk mempercepat dan memperkuatnya saja" Lyl menjelaskan sifat kekuatan yang ada pada manusia.
"Aku masih belum terlalu mengerti, tapi aku sedikit paham maksudmu..."
"Terkadang ada sebagian manusia yang mengembangkan kekuatan pikirannya tanpa bantuan dari dewa, tapi hanya sedikit yang berhasil mencapainya..."
Rue tampak berpikir.
"Aku mau keluar, jangan ikuti aku!"
"Hahahahahahahaha... kau terlalu percaya diri manusia"
Rue berpaling meninggalkan Lyl dikamarnya, entah mau pergi kemana dia malam ini.
"Cassius..."
SSSSHHHHHH... Sekelebat kabut perlahan muncul "Saya tuan..." Jawab Cassius.
"Kau lihat bocah sombong itu? Kurasa dia akan lebih kuat darimu, fufufufu..." Lyl tampak senang, sementara Cassius tidak mengerti tujuan dari shinigami di depannya itu.
"Apakah anak manusia itu sekuat yang tuan bayangkan?"
"Mungkin saja"
"Saya harap anak itu tidak membuat masalah untuk kita kedepannya tuan..."
"Jika memang hal itu terjadi, maka itu semua sudah menjadi tanggung jawab takdir..."
"Ah! Tuan..." Cassius agak tersentak dengan kata-kata Lyl.
"Bahkan keberadaan kita tak ubahnya para manusia, kitapun sudah terikat oleh takdir, dan aku hanya ingin melakukan hal yang sama seperti apa yang takdir lakukan..."
"Saya tidak mengerti tuan"
"Kau selalu saja tidak pernah mengerti Cassius..." Lyl mengeluarkan rokok dari sakunya "...ketika semua mahluk terlahir dari Chaos saat itu juga Aerch menciptakan takdir untuk kita semua termasuk manusia. Semuanya sudah di tentukan oleh Aerch. Meskipun aku bertindak semauku, kau yang selalu ragu dan takut, Lucifer dan kaumnya yang memberontak atau Gaia, Errias, Lusseus dan para dewa lain yang taat akan aturan. Semuanya sudah dikendalikan oleh takdir."
Lyl membakar rokoknya.
"Kau, aku dan semua mahluk di alam semesta ini, apapun yang kulakukan, apapun yang kau takutkan, apapun yang akan terjadi semuanya sudah menjadi tanggung jawab takdir, bahkan jika terjadi sesuatu atau tidak terjadi apapun pada Treseiront, semua itu memang sudah seharusnya."
"Saya benar-benar tidak paham yang tuanku katakan..."
"Hahahahahahahahaha... Aku lupa, otakmu berupa asap"
Cassius makin bingung.
"Bagaimana dengan anak manusia itu tuan?"
Hahahahahahahahahahahahahahaha... Lyl tertawa lebih keras membuat Cassius mungkin akan menggaruk kepalanya jika ia adalah seorang manusia.
"Terkadang, aku merasa akulah yang bodoh ketika berbicara denganmu, hahahahahahahaha..." Lyl menertawakan kebodohannya setiap kali menyadari, berbicara serius dengan Cassius adalah hal sia-sia karena Cassius susah menangkap apa yang dia katakan.
"Tuan..."
"Biarkan saja bocah itu, seperti yang kau tau aku hanya ingin mencegah dua bersaudara (Lusseus dan Errias) dengan wajah cantiknya itu berlebihan mengembang-biakkan populasi manusia"
"Tapi bagaimana jika bocah itu..."
"Biarkan saja" Lyl memotong perkataan Cassius. "Seperti yang ku katakann tadi, jika terjadi sesuatu atau tidak pada Treseiront itu memang sudah seharusnya"
Cassius diam. Dia jelas masih tidak paham dan tidak mengerti tindakan Shinigami yang ada di depannya.
"Aaah...Rokok di dunia manusia tidak enak.." Lyl menghembuskan asap rokok dan membuang puntungnya begitu saja.
Dari atap sebuah gedung sesosok bayangan hitam tampak terduduk menatap lalu lalang kendaraan dibawahnya.
"Bagaimana kalau aku mencoba 'panen'?" Sosok hitam itu bergumam.
'Tak ada salahnya dicoba' Pikirnya.
Sosok hitam itu melompat dari atas gedung, melesat dengan cepat ke arah jalanan yang penuh lalu lalang. Sosok hitam itu membayangkan sabit besar di tangannya, sesaat setelah sabit itu muncul dalam genggamannya dia mengarahkan ke salah satu mobil mewah yang sedang melaju tepat di hadapannya.
Syaaaaaaaaaaaaaat!!!
Seketika mobil itu oleng dan menabrak kendaraan di depannya. Tak cukup sampai disitu, sosok hitam itu masih lanjut mengayunkan sabit besarnya ke arah mobil-mobil lain di sekitarnya.
Tak dapat dihindari, kecelakaan beruntun pun terjadi di wilayah tersebut. Sosok hitam itu tersenyum, dengan senyum yang sangat mengerikan.
Gesekan dan benturan yang dihasilkan beberapa kendaraan tersebut membuat beberapa mobil terbakar. Bersamaan dengan meluapnya asap dari kecelakaan itu, kristal-kristal jiwa dari korban meninggal melayang bagai kunang-kunang.
Sosok hitam yang tak dapat dilihat mata telanjang itu benar-benar berhasil memanen kristal jiwa, seolah menyatu dengan asap dan udara dia memetik kristal-kristal jiwa bagaikan memetik anggur.
"Huahahahahahahahhahahahahahahahahahahaha...ternyata ini sangat menyenangkan, Aku benar-benar menikmatinya" Meskipun tawanya menggema dengan keras, namun manusia biasa tak dapat mendengar ataupun melihatnya. Rue benar-benar sudah menjadi sang pencabut nyawa!
HUAHAHAHAHAHAHAHAHHAHAHAHAHAHAHAHAHA
=========================oo0oo========================
"Bellim...makananmu sudah siap, kau ambil saja di kamarku" Jenn menyenderkan punggungnya di sofa ruang keluarga. "..jangan lupa bereskan setelahnya"